Selasa, 25 Maret 2014

Pengelolaan Pemerintahan Di Bumi Cenderawasih Dalam Era Otonomi Khusus

Pemandangan Kota Jayapura

Pengelolaan pemerintahan di Bumi Cenderawasih ini dari waktu ke waktu terus mendapat perhatian dari semua lapisan masyarakat terutama penyelenggara pemerintahan di negeri ini. Mengapa perlu mendapat perhatian? Karena ada yang lemah perlu dikuatkan sehingga kedudukan atau posisinya seimbang, sama dan kuat. Ibarat anatomi tubuh manusia bila ada bagian yang sakit tentu bagian lain juga turut mengalami merasakan sehingga perlu diupayakan pemulihan dan kesembuhannya. Anatomi tubuh ini diibaratkan sebuah negara seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bila ada provinsi atau suatu wilayah sakit atau lemah perlu dipulihkan, disembuhkan atau dikuatkan sehingga kedudukannya sama seimbang dan kuat. Itu adalah teori sistem yaitu saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dalam satu ikatan kesatuan. Perlu ada perhatian khusus untuk mengatasi yang lemah.

Jawabannya telah terwujud dengan adanya Undang-Undang Otonomi Khusus. Telah memberikan kepercayaan bahwa ada upaya dan kesungguhan pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Papua. Dalam perjalanan era otonomi khusus kita harus jujur mengakui ada kemajuan yang telah kita capai, rasakan dan nikmati. Kita juga harus jujur mengakui adanya kelemahan yang perlu ada perbaikan dan pembenahan. Persoalan sekarang adalah jangan kita saling menyalahkan satu dengan yang lain. Marilah kita bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab kita masing-masing menuju ke arah yang lebih baik. Karena kata orang bijak untuk mencapai kesempurnaan, memperkecil perbedaan dan memperbanyak persamaan. Dengan demikian sambil menunggu perbaikan dan pembenahan Otonomi Khusus, marilah kita bekerja menekuni apa yang telah ada pada kita.

Pemimpin pemerintahan di kabupaten/ kota dan provinsi telah dijabat oleh Orang Papua dan mereka telah bertekad untuk berbuat yang terbaik  dalam kepemimpinannya di wilayah masing-masing. Yang dari dulu tidak ada sekarang menjadi ada. Yang dulu menjadi mimpi sekarang menjadi kenyataan. Hal ini tidak dapat disangkal. Berdiri bangunan pemerintah yang kokoh di gunung yang masih diselimuti salju, lembah, sungai, dataran, kepulauan dan pesisir pantai, dan wilayah perbatasan menjadi bukti sejarah yang abadi yaitu kantor Bupati, kantor DPRD, kantor dinas dan badan, perumahan pegawai, lapangan upacara, rumah tamu dengan konstruksi permanen. Berusaha membangun infrastruktur transportasi, lapangan terbang, pelabuhan kapal, jalan dan jembatan menuju ibukota kabupaten ke distrik dan kampung-kampung secara bertahap dan berlanjut dilaksanakan. Kesehatan rakyat menjadi perhatian dengan membangun Puskesmas, rumah sakit, pengadaan obat, peralatan, tenaga medis, dokter dan dana operasional. Membangun gedung SD, SMP, SMA dan SMK. Pengadaan tenaga pengajar, menyiapkan dana operasional sekolah, alat-alat, perpustakaan dan laboratorium sekolah. Ekonomi rakyat terus diupayakan dan dibangun, kebun dan rumah berdampingan di atas tanah adat masing-masing keluarga di setiap kampung. Di kabupaten yang berada di perairan pantai dan pulau di upayakan pengadaan perahu motor, dan rumpon untuk penangkapan ikan dan pengadaan kerambah untuk memelihara ikan. Semua ini di bangun secara bertahap dan berlanjut menuju perbaikan hidup yang lebih baik bagi orang Papua. Tentu belum seluruh masyarakat menikmati dan merasakan sentuhan pembangunan ini. Tetapi yang pasti pembangunan ini berlanjut sehingga akan terjangkau semua. Pembangunan ini membutuhkan waktu, tidak serta merta jadi semua.

* Akhir November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar