Selasa, 23 September 2014

Percepatan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

1. Pendahuluan

Pembangunan nasional pada waktu lalu masih bersifat umum dan menggunakan pendekatan sektoral, kurang memperhatikan kewilayahan sehingga program dan pengalokasian anggaran tidak mempertimbangkan karakteristik yang dimiliki daerah. Sehingga kebijakan pembangunan ini menimbulkan perbedaan tingkat kemajuan dan kesenjangan antar daerah yang mengakibatkan adanya ketimpangan sosial ekonomi dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perbedaan tingkat kemajuan dan kesenjangan antar daerah memerlukan percepatan pembangunan. Percepatan pembangunan yang dimaksud adalah kesesuaian program dengan karakteristik dan kebutuhan daerah serta ketersediaan anggaran sehingga pembangunan dapat terjamin. Itu berarti ada percepatan pembangunan bahkan dengan adanya Undang-Undang Otonomi Daerah dan Otonomi Khusus, sesungguhnya telah memberikan ruang yang luas pada aspek kewenangan dan pendanaan untuk lebih leluasa bagi pemerintah daerah untuk mengelola penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan guna terwujudnya rasa aman dan sejahtera bagi masyarakat.


Kabupaten kepulauan adalah: Raja Ampat, Biak Numfor, Supiori dan Yapen. Pada umumnya mengalami hambatan dalam pembangunan karena kondisi alam yang 80% berada pada tingkat kemiringan yang tinggi dan memiliki kawasan hutan lindung sehingga menyulitkan untuk pengembangan komoditas berbasis hortikultura. Dengan demikian pembangunan harus dikembangkan ke laut dan perikanan, yaitu: perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengelolaan perikanan, industri bioteknologi kelautan, ESDM, pariwisata bahari, perhubungan laut, sumberdaya wilayah pulau-pulau kecil, garam, industri dan jasa maritim, dan  sumberdaya non-konvensional (energi yang dapat diperbaharui). Menurut Rokhmin Dahuri (2014) potensi total nilai ekonomi dari ke-11 sektor kelautan itu mencapai sekitar 1,2 triliun dolar AS per tahun atau 7,5 kali lipat APBN 2014 dan 1,2 nilai PDB Indonesia saat ini dengan potensi lapangan kerja untuk lebih dari 50 juta orang.

Pada dasarnya Tuhan menciptakan alam beserta isinya penuh dengan kelebihan dan keterbatasannya. Semua kekayaan yang ada di bumi dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pemahaman akan keterbatasan yang ada maka faktor pemimpin dan kepemimpinan sangat menentukan dan merupakan unsur terpenting karena pemimpinlah yang mampu memotivasi dan membina berbagai potensi masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan kewenangan yang diberikan oleh negara bahwa kepala daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur manusia dan alam serta keuangan negara yang berada di wilayahnya untuk mendatangkan kesejahteraan.

2. Pengertian

Percepatan pembangunan adalah suatu proses, upaya, dan tindakan keberpihakan dan pemberdayaan yang dilakukan secara terencana, terkoordinasi, dan terpadu untuk mengingkatkan kualitas masyarakat. Dapat dikatakan dengan bahasa sederhana bahwa percepatan pembangunan adalah upaya sadar untuk lebih mempercepat pembangunan daerah. Maju adalah menjadi lebih baik dan berkembang. Sejahtera adalah keadaan yang baik dimana manusia berada dalam keadaan sehat, makmur, aman dan damai.

Technopark adalah sebuah kawasan yang didalamnya ada laboratorium penelitian, pusat pelatihan dan pendidikan, dan fasilitas lain yang dilengkapi dengan infrastruktur lengkap di lingkungan yang hijau dengan tujuan utama untuk mendorong tumbuhnya inisiatif guna membangun ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. Technopark melibatkan pihak akademisi/ peneliti untuk mempelajari teknologi terapan yang baru, pemerintah untuk mengatur regulasi dan bisnis untuk membangun industri.

Definisi perikanan menurut UU No. 31 tahun 2004 adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan

Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.

Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.

Pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati.

Bioteknologi kelautan adalah teknik penggunaan biota laut atau bagian dari biota laut (seperti sel atau enzim) untuk membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki kualitas genetik atau fenotip tumbuhan dan hewan, dan mengembangkan (merekayasa) organisme untuk keperluan tertentu, termasuk perbaikan lingkungan.  Secara garis besar industri bioteknologi kelautan meliputi 3 kelompok industri. Pertama adalah pengambilan senyawa aktif  atau bahan alami dari biota laut sebagai bahan dasar untuk industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, cat, perekat, film, kertas, dan berbagai industri lainnya.  Kedua berupa rekayasa genetik terhadap spesies tumbuhan atau hewan untuk menghasilkan jenis tumbuhan atau hewan baru yang memiliki karakteristik genotip maupun fenotip yang jauh lebih unggul ketimbang spesies yang aslinya. Ketiga adalah dengan merekayasa genetik dari mikroorganisme (bakteri), sehingga mampu menetralkan bahan pencemar yang  mencemari suatu lingkungan perairan atau daratan (seperti tumpahan minyak), sehingga lingkungan tersebut menjadi bersih, tidak lagi tercemar.  Teknik pembersihan pencermaran lingkungan semacam ini lazim dinamakan sebagai bioremediasi.  Potensi industri bioteknologi kelautan sangat besar berupa industri makanan dan minuman, farmasi (seperti Omega-3, squalence, viagra, dan sun-chlorela), kertas dan bioenergi.

Kata energi ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergon yang artinya kerja. Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja. Sumber Daya Mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapatdimanfaatkan secara nyata. sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapatberubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Hampir 70 persen energi yang berasal dari produksi minyak dan gas bumi kita berasal dari kawasan pesisir dan laut. Indonesia memiliki 60 cekungan yang mengandung minyak dan gas bumi. Dari 60 cekungan tersebut, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 di kawasan pesisir, dan hanya enam cekungan yang berada di daratan. Energi berupa gas biogenic kelautan dan mineral hydrothermal.

Wisata bahari yaitu wisata yang obyek dan daya tariknya bersumber dari potensi bentang laut maupun bentang darat pantai. Aktivitas pariwisata bahari meliputi: berjemur matahari; berenang laut atau air tawar; olahraga pantai dan air tawar olahraga (skuter air, perahu pisang, sepeda air roda tiga, selancar, papan dayung, parasailing, kayaking, dll); berperahu; menjelajahi laut; memancing; menyelam (diving), snorkeling, perahu kaca (catamaran) melihat dan fotografi bawah air; taman laut; dan taman pantai, cagar kehidupan liar, desa-desa nelayan.

Perhubungan laut membutuhkan transportasi laut yang berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih terisolasi.

Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumber daya hayati, sumber daya nonhayati; sumber daya buatan, dan jasa-jasa lingkungan; sumber daya hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang rumput laut, mangrove dan biota laut lain; sumber daya nonhayati meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut; sumber daya buatan meliputi infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di Wilayah Pesisir. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 KM2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya.

Garam adalah  komoditas kimia dasar dan memiliki peran penting dalam peradabanan manusia. Garam merupakan salah satu industri masa depan bagi rakyat Indonesia. Untuk bisa menuju hal tersebut, diperlukan inovasi dan teknologi yang bisa meningkatkan industrialisasi garam nasional. Ada Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak 2010, berhasil memicu tercapainya swasembada garam rakyat.

Industri dan jasa maritim adalah galangan kapal, rekayasa pesisir dan lepas pantai, pabrik peralatan dan mesin kapal serta perikanan, dan teknologi komunikasi dan informasi.

SDA non-konvesional adalah SDA yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan, tetapi karena belum ada tekonologinya atau secara ekonomi belum menguntungkan, sehingga belum bisa dimanfaatkan.  Contohnya adalah deep sea water industries, gas hidrat dan biogenik, bioenergi dari algae laut, energi gelombang, energi pasang surut, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), energi listrik dari ion Na+ dan Cl- , energi nuklir, dan mineral laut.

Sebelas sektor ekonomi kelautan ini menjadi peluang untuk diupayakan pemerintah daerah dan masyarakatn sebagai sumber pendapat guna memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan rajin, tekun, fokus dan berlanjut.

3. Kondisi Yang Diharapkan

Pembangunan untuk mengubah taraf hidup masyarakat mutlak dilaksanakan dan mebutuhkan keputusan yang tepat jika sewaktu-waktu terjadi perubahan yang tidak diduga sebelumnya. Dalam hubungan ini, faktor kepemimpinan dan pemimpin merupakan unsur terpenting sebagai penyelenggara pemerintahan agar berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini penting sebab apabila pemerintah daerah mampu memotivasi dan membina berbagai potensi masyarakat akan menjadi bukti keberhasilan pelaksanaan perubahan yang telah diputuskan. Kemampuan menggerakkan masyarakat adalah persoalan seni kepemimpinan dimana terdapat sekelompok orang yang disebut sebagai pemimpin dengan daya yang dimilikinya, membangkitkan gerak langkah pengikutnya yang beraneka ragam sifat, kepentingan, dan watak menjadi gerak yang terpadu dengan daya kekuatan yang berlipat laksana sebuah simfoni yang megah dan menggetarkan jiwa.

4. Permasalahan Yang Dihadapi

  1. Nelayan masih menggunakan cara tradisional untuk menangkap ikan karena pengetahuan tentang teknologi dan cara tangkap yang belum efisien sehingga kehidupan masyarakat nelayan masih tertinggal dan terbatas.
  2. Banyak hasil tangkap tidak dapat dipasarkan ke ibukota kabupaten karena kesulitan transportasi sehingga masyarakat kehilangan kesempatan untuk memperoleh dana guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
  3. Tingkat keikutsertaan masyarakat terhadap rencana perubahan dari pihak pemda kurang karena pegawai pada Satuan Kerja Perangkat Dearah (SKPD) belum sepenuhnya memahami kehidupan dan kesulitan yang dihadapi masyarakat sehingga banyak program yang tidak maksimal hasilnya. 
  4. Banyak program telah dibuat namun dampaknya tidak maksimal karena dalam perencanaannya tidak memanfaatkan peta wilayah sebagai acuan sehingga program yang dibuat tidak tepat sasaran, tepat waktu, tepat guna, dan bermanfaat bagi masyarakat.
  5. Semangat kerja, sikap saling menghormati dan menghargai mengalami penurunan karena budaya atau adat semakin kurang diminati dan tidak dihormati lagi sehingga masyarakat kurang cepat menerima perubahan.
  6. Potensi parawisata bahari belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya promosi dan informasi kepada dunia luar sehingga pendapatan masyarakat dari sektor ini belum ada dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum memenuhi harapan.

5. Langkah-langkah dan Inovasi

  1. Nelayan perlu dibimbing dan didampingi oleh penyuluh untuk memperoleh pengetahuan tentang teknologi, cara tangkap dan cara membudidayakan ikan yang lebih baik. 
  2. Perencanaan dan pembangunan konektivitas wilayah melalui transportasi jalan, pelabuhan udara, dermaga sungai dan laut perlu mendapat perhatian khusus untuk memperlancar pemasaran hasil tangkap. 
  3. Menggerakkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membina dan mendampingi masyarakat yang berada di kampung. Secara periodik SKPD mengadakan pertemuan, memberikan pemahaman tentang kehidupan yang baik melalui motivasi dan dorongan moril sehingga mempengaruhi pola sikap dan tindak dari yang pasif menjadi aktif, dari yang lemah menjadi kuat, yang pada gilirannya terjadi peningkatan keikutsertaan masyarakat dalam mensukseskan program-program pembangunan yang digalakkan pemerintah daerah.
  4. Melatih dan membiasakan setiap pegawai untuk bekerja berdasarkan peta wilayah, agar setiap perencanaan program yang dilaksanakan dimulai dengan pengenalan wilayah untuk mengetahui potensi yang dimiliki, kebiasaan hidup masyarakat, dan tingkat kesulitan yang dihadapi sehingga perencanaan dapat lebih tepat sasaran, tepat waktu, tepat guna, dan bermanfaat bagi masyarakat.
  5. Festival budaya dilaksanakan untuk menampilkan karya seni (seni tari, suara, ukir, pahatdan anyaman). Festival budaya juga sarana untuk meningkatkan ikatan kekerabatan, memecahkan masalah-masalah sosial dan nilai rasa percaya diri masyarakat, pada gilirannya masyarakat akan lebih mudah menerima perubahan. 
  6. Pemanfaatan teknologi dan sosial media sebagai penunjang untuk membantu promosi dan informasi kepada dunia luar tentang potensi pariwisata bahari sehingga wisatawan tertarik datang dan masyarakat memperoleh pendapatan serta peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

6. Penutup

Kondisi topografi kabupaten kepulauan yang 80% yang berada pada tingkat kemiringan yang tinggi dan memiliki kawasan hutan lindung sehingga menyulitkan pengembangan ekonomi yang berbasis hortikultura, maka pembangunan ekonomi diarahkan ke kelautan dan perikanan. Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan harus ada kesiapan masyarakat dan pemerintah daerah menyambut perubahan yang terjadi terutama teknologi yaitu technopark. Teknologi penting untuk mendorong pendapatan ekonomi masyarakat di sektor penangkapan dan budidaya yang selama ini ditekuni dengan cara-cara yang lama dan tradisional yang banyak menghabiskan waktu dan tenaga namun pendapatannya kecil. Bila beralih kepada teknologi maka waktu dan tenaga yang digunakan sedikit tetapi pendapatannya lebih besar.

Penulis

E. Fonataba
Wakil Kepala
Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B)

Terbit: Bintang Papua, 24 September 2014, Hal 1 dan 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar